Sabtu, 17 Desember 2011

Teori Tentang Terjadinya Makhluk Hidup


A.         Konsep Tentang Terjadi Makhluk Hidup

Macam-macam pandangan telah ditemukan mengenai asal mula terjadinya kehidupan di hidup ini. Dari beberapa pendapat, percobaan, dan pengamatan para ahli lahirlah beberapa hipotesis dan teori asal usul kehidupan.

1.      Teori Abiogenesis (Generatio Spontanea)

Teori ini pertama kali dikemukakan oleh ilmuwan dan filosofi Yunani bernama Aristoteles, yang hidup pada tahun 384-322 SM. Aristoteles berpendapat bahwa makhluk hidup terjadi secara spontan (generatio spontanea). Dengan kata lain, makhluk hidup terjadi dengan sendirinya dari benda mati (Abiogenesis).

2.      Teori Biogenesis

Teori biogenesis merupakan lawan dari teori abiogenesis. Teori ini menyatakan bahwa makhluk hidup berasal dari makhluk hidup pula. Tokoh dalam teori biogenesis yang terkenal adalah Fransisco Redy, Lazzaro Spallanzani, dan Louis Pasteur. Ketiganya menyangkal teori abiogenesis.

2.1  Percobaan Fransisco Redy (1688)

Fransisco Redy melakukan suatu percobaan dengan menggunakan sepotong daging yang dimasukan dalam tiga buah labu.

v  Labu pertama diisi sepotong daging, kemudian labu ditutup rapat
v  Labu kedua diisi sepotong daging, kemudian labu ditutup dengan kain kasa
v  Labu ketiga diisi sepotong daging, dan labu dibiarkan terbuka

Dari hasil percobaan tersebut Redy menyimpulkan bahwa jika lalat dicegah agar jangan sampai meletakan telurnya pada daging, maka makhluk hidup (belatung) tidak akan muncul pada daging tersebut. Jadi menurut Redy makhluk hidup berasal dari telur (Omne vivum ex ovo).

2.2  Percobaan Lazzaro Spallanzani (1750)

Dalam percobaan yang dilakukan, Lazzaro Spallanzani menggunakan tiga buah tabung yang masing-masing diisi dengan air kaldu dan diberi perlakukan sebagai berikut :

v  Tabung pertama tidak dipanaskan, lalu ditutup rapat
v  Tabung kedua dipanaskan hingga mendidih, lalu dibiarkan terbuka
v  Tabung ketiga dipanaskan hingga mendidih, lalu ditutup rapat

Dari hasil percobaanya, Spallanzani menyatakan bahwa apabila kaldu di didihkan kemudian tabung ditutup rapat, maka kaldu tidak akan membusuk sehingga tidak dijumpai makhluk hidup.

2.3  Percobaan Louis Pasteur (1862)

Louis Pasteur berusaha memperbaiki percobaan-percobaan yang telah dilakukan oleh para ahli sebelumnya. Ia menggunakan buah labu berbentuk leher angsa (seperti huruf S). labu percobaan diisi dengan air kaldu, kemudian dipanaskan hingga mendidih. Setelah itu labu ditutup dengan penutup yang mempunyai pipa yang berhuruf S. setelah diamati beberapa hari ternyata kaldu dalam labu percobaan tidak berubah.

Dalam percobaan itu Pasteur menyimpulkan bahwa kehidupan berasal dari kehidupan lain (Omne vivum ex vivo).


B.         Asal Usul Makhluk Hidup

Ada dua kelompok ilmuwan yang mengemukakan paham yang berbeda tentang asal isil makhluk hidup,yaitu paham abiogenesis dan paham biogenesis.

1.      Paham Abiogenesis

Paham atau teori abiogenesis ini disebut juga paham generation spontaneae. Para ilmuwan pendukung paham abiogenesis menyatakan bahwa makhluk hidup yang pertama kali di bumi tersebut dari benda mati / tak hidup yang terjadinya secara spontan, misalnya:

1.      Ikan dan Katak berasal dari lumpur
2.      Cacing berasal dari tanah, dan
3.      Belatung bersal dari daging yang membusuk

Tokoh paham abiogenesis adalah seorang filosofi Yunani bernama Aristoteles (384-322 SM). Sebenarnya Aristoteles mengetahui bahwa telur-telur ikan apabila menetas akan menjadi ikan yang sifatnya sama seperti induknya. Telur-telur tersebut merupakan hasil dari perkawinan dari induk-induk ikan. Walau demikian, Aristoteles berkeyakinan bahwa ada ikan yang berasal dari lumpur.

2.      Paham Biogenesis

Para ilmuwan yang dikenal dengan paham abiogenesis menyatakan bahwa makhluk hidup berasal dari makhluk hidup sebelumnya. Tokoh yang merintis paham biogenesis adalah ilmuwan italia yang bernama Fransisco Redy (1626-1799). 

Fransisco Redy berdasarkan hasil percobaannya, berpendapat bahwa belatung yang terdapat pada daging busuk bukan berasal dari daging, tetapi berasal dari telur lalat yang terdapat pada daging. Percobaan ini kemudian disempurnakan oleh Lazzaro Spallanzani (Italia,1729-1799) dan Louis Pasteur (Prancis,1822-1895).

a.       Percobaan Fransisco Redy (1626-1697)

Untuk menjawab keragu-raguannya atas paham abigenesis, Fransisco Redy mengadakan percobaan. Pada percobaab Redy menggunakan bahan tiga kerat daging dan tiga toples. Percobaan Redy selanjutnya adalaj sebagai berikut:

Stoples I    : diisi dengan sekerat daging, ditutup rapat-rapat
Stoples II : diisi dengan sekerat daging, dan dibiarkan terbuka
Stoples III : diisi dengan sekerat daging, dibiarkan tetap terbuka

Selanjutnay ketiga stoples tersebut diletakkan ditempat yang aman. Setelah beberapa hari, keadaan daging dalam tiga stoples diamati.

Hasilnya sebagai berikut:

Stoples I    : daging tidak busuk dan pada daging ini tidak ditemukan jentik/larva atau belatung lalat

Stoples II  : daging tampak busuk dan didalamnya ditemukan banyak larva atau belatung lalat
Bersasarkan hasil percobaan tersebut, Fransisco Redy menyimpulkan bahwa larva atau belatung yang terdapat pada stoples II dan III bukan terbentuk dari daging yang membusuk, tetapi berasal dari telur lalat yang ditinggal pada daging ini ketika lalat hinggap disitu. Hal ini akan lebih jelas lagi, apabila melihat stoples II, yang tertutup kain kasa. Pada kain kasa penutup lebih banyak ditemukan belatung, tetapi pada daging yang membusuk belatung relative sedikit.

b.      Percobaan Lazzaro Spallanzani (1729-1799)

Spallanzani mengadakan percobaan yang pada prisipnya sama dengan percobaan Fransisco Redy, tetapi langkah percobaan spallanzani lebih sempurna. Sebagai bahan percobaannya, spallanzani menggunakan air kaldu atau air rebusan daging dan dua buah labu.

Percobaan yang dilakukan spallanzani adalah sebagai berikut:

Labu I : diisi air 70cc air kaldu, kemudian dipanaskan 15 derajat celcius selama beberapa menit dan dibiarkan tetap terbuka.

Labu II : diisi 70cc air kaldu,ditutup rapat – rapat dengan sumbat gabus. Pada daerah pertemuan antara gabus ddengan mulut labu diolesi parifin cair agar rapat benear. Selanjutnya, labu dipanaskan. Selanjutnya, labu I dan labu II didinginkan. Setelah keduanya diletakkan pada tempat terbuka yang bebas dari gangguan hewan dan orang. Setelah lebih kurang satu minggu, diadakan pengamatan terhadap keadaan air kaldu pada kedua labu tersebut.

Hasil percobaanya adalah sebagai berikut :

Labu I : air kaldu mengalami perubahan, yaitu airnya menjadi bertambah keruh dan baunya menjadi tidak enak. Setelah diteliti ternyata air kaldu pada labu I ini banyak mengandung mikroba.

Lbau II : air kaldu ini tidak mengalami perubahan, artinya tetap jernih seperti semula, baunya juga tetap serta tidak mengandung mikroba. Tetapi, apabila labu ini dibiarkan terbuka lebih lama lagi, ternyata juga banyak mengandung mikroba, airnya berubah menjadi keruh serta baunya tidak enak ( busuk ).

Berdasarkan hassil percobaan tersebut, Lazzaro Spallanzani menyimpulkan bahwa mikroba yang ada di dalam kaldu tersebut bukan berasal dari air kaldu ( benda mati ), tetapi berasal dari kehidupan di udara. Jadi, adanya pembusukan karena telah terjadi kontaminasi mikroba dari udara ke dalam air kaldu tersebut.

c.       Percobaan Louis Pasteur ( 1822 – 1895 )
Pasteur melaksanakan percobaan untuk menyempurnakan percobaan Lazzaro Spallanzani. Dalam percobaannya, Pasteur menggunakan bahan air kaldu dengan alat labu. Langkah – langkah percobaan Pasteur adalah sebagai berikut :

Langkah I : labu diisi air kaldu 70cc, kemudian ditutup rapat – rapat dengan gabus. Celah antara gabus dengan labu diolesi dengan paraffin cair. Setelah itu pada gabus tersebut dipasang pipa kaca berbentuk leher angsa. Lalu, labu dipanaskan atau disterilkan.

Langkah II : Selanjutnya labu didinginkan dan diletakan di tempat yang aman. Setelah beberrapa hari, keadaan air kaldu diamati. Ternyata air kaldu tersebut tetap jernih dan tidak mengandung mikroorganisme.

Langkah III : labu yang air kaldu didalamnya tetap jernih dimiringkan sampai air kaldu didalamnya mengalir kepermukaan pipa hingga bersentuhan dengan udara. Setelah itu labu diletakkan kembali pada tempaat yang aman selama beberapa hari.Kemuadian keadaan air kaldu diamati lagi.Ternyata air kaldu di dalam labu menjadi busuk dan banyak mengandung mikroorganisme.

Melalui pemanasan terhadap perangkat percobaanya, seluruh mikroorganisme yang terdapat dalam air kaldu akan mati. Disamping itu, akibat lain dari pemanasan adalah terbentuknya uap air pada pipa kaca berbentuk leher angsa. Apabila perangkat percobaan tersebut didinginkan, maka air pada pipa akan mengembun dan menutup lubang pipa tepat pada bagian yang berbentuk leher. Hal ini akan menyebabkan terhambatnya mikroorganisme yang bergentayangan diudara untuk masuk kedalam labu. Inilah yang menyebabkan tetap jernihnya air kaldu pada labu tadi.

Pada saat sebelum pemanasan, udara bebas tetap dapat berhubungan dengan ruangan dalam labu. Mikroorganisme yang masuk bersama udara akan mati pada saat pemanasan air kaldu. Setelah labu dimiringkan hingga air kaldu sampai ke permukan pipa, air kaldu itu akan bersentuhan dengan udara bebas. Disini terjadilah kontaminasi mikroorganisme. Ketika labu dikembalikan keposisi semula (tegak), mikroorganisme tadi ikut terbawa masuk. Sehingga, setelah labu dibiarkan beberapa beberapa waktu air kaldu menjadi akeruh, karena adanya pembusukan oleh mikrooranisme tersebut.
Dengan demikian terbuktilah ketidak benaran paham Abiogenesis atau generation spontanea, yang menyatakan bahwa makhluk hidup berasal dari benda mati yang terjadi secara spontan.

Berdasarkan hasil percobaan Spallanzani dan Pasteur tersebut, maka tumbanglah paham Abiogenesis, dan munculah paham/teori baru tentang asal usul makhluk hidup yang dikenal dengan teori Biogenesis. Teori itu menyatakan :

Omne vivum ex ovo = setiap makkhluk hidup berasal dari telur.
Omne ovum ex vivo = setiap telur berasal dari makhluk hidup, dan
Omne vivum ex vivo = setiap makhluk hidup berasal dari makhluk hidup sebelumnya.

Walaupun Louis Pasteur dengan percobaannya telah berhasil menumbangkan paham Abiogenesis atau generation spontanea dan sekaligus mengukuhkan paham Biogenesis, belum berarti bahwa masalah bagaimana terbentuknya makhluk hidup yang pertama kali terjawab.

Kapan dimana dan dengan cara bagaimana kehidupan di bumi ini berawal? adalah pertanyaan yang terus menggoda para ilmuwan.

Berbagai teori asal-usul kehidupan telah disusun oleh para pakar tetapi belum ada satupun teori yang diterima secara memuaskan oleh semua pihak.

Teori tentang asal-usul kehidupan yang pernah disusun oleh para ahli di antaranya:

1. Kehidupan diciptakan oleh zat supranatural (ghalib) pada saat istimewa (teori kreasi khas)
2. Kehidupan muncul dari benda tak hidup pada berbagai kesempatan (teori generatio spontanea)
3. Kehidupan tidak berasal-usul (keadaan mantap)
4. Kehidupan datang di planet ini dari mana saja (teori kosmozon)
5. Kehidupan muncul berdasar hukum fisika-kimia (evolusi biokimia)

    Kita akan membahas teori no. 2 (teori generatio spontanea) dan teori no. 5 (evolusi biokimia).

Teori Generation Spontanea

Disebut juga teori Abiogenesis pelopornya seorang ahli filsafat zaman Yunani Kuno Aristoteles (384-322 SM) yang berpendapat bahwa makhluk hidup terjadi begitu saja pendapat ini masih terus bertahan sampai abad kc 17 -18 Anthony van Leenwenhoek (abad ke 18) berhasil membuat mikroskop dan melihat jasad renik di dalam air bekas rendaman jerami penemuan Leeuwenhoek (salah seorang penganut teori abiogenesis) memperkuat teori generatio spontanea teori terbukti makhluk hidup berasal dari benda mati (jasad renik berasal dari air bekas rendaman jerarni).
Beberapa ahli berusaha mengadakan penelitian untuk menyangkal teori generatio spontanea antara lain Franscesco Redi, Spallanzani dan Louis Pasteur.

Percobaan Redi dan Spallanzani masih belum dapat menumbangkan teori generatio spontanea karena menurut pendapat para pendukung teori tersebut bahwa untuk dapat timbul kehidupan secara spontan dari benda mati diperlukan gaya hidup dan gaya hidup pada percobaan Spallanzani dan Redi tidak dapat melakukan fungsinya karena stoples dan labu percobaan tersumbat rapat-rapat.

Pasteur mencoba memperbaiki percobaan Spallanzani dengan menggunakan tabung kaca berbentuk leher angsa atau huruf S untuk menutup labu walaupun labu tersumbat udara sebagai “sumber gaya hidup” dapat masuk ke dalam labu. Dengan percobaan ini Pasteur berhasil menumbangkan teori generatio spontanea.

Evolusi Kimia

Menerangkan bahwa terbentuknya senyawa organik terjadi secara bertahap dimulai dari bereaksinya bahan-bahan anorganik yang terdapat di dalam atmosfer primitif dengan energi halilintar membentuk senyawa-senyawa organik kompleks.

Stanley Miller mencoba mensimulasikan kondisi atmosfer purba di dalam skala laboratorium. Ia merancang alat.

 Miller memasukkan gas H2, CH4 (metan), NH3 (amonia) dan air ke dalam alat. Air dipanasi sehingga uap air bercampur dengan gas-gas tadi. Sebagai sumber energi yang bertindak sebagai “halilintar” agar gas-gas dan uap air bereaksi, digunakan lecutan aliran listrik tegangan tinggi. Ternyata timbul reaksi, terbentuk senyawa-senyawa organik seperti asam amino, adenin dan gula sederhana seperti ribosa.

Hasil percobaan di atas memberi petunjuk bahwa satuan-satuan kompleks di dalam sistem kehidupam seperti lipid, gula, asam amino, nukleotida dapat terbentuk di bawah kondisi abiotik. Yang menjadi masalah utama adalah belum dapat terjawabnya bagaimana mekanisme peralihan dari senyawa kompleks menjadi makhluk hidup yang paling sederhana.

Evolusi Biologi

Alexander Oparin mengemukakan di dalam atmosfer primitif bumi akan timbul reaksi-reaksi yang menghasilkan senyawa organik dengan energi pereaksi dari radiasi sinar ultra violet. Senyawa organik tersebut merupakan “soppurba” tempat kehidupan dapat muncul. Senyawa organik akhirnya akan membentuk timbunan gumpalan (koaservat). Timbunan gumpalan (koaservat) yang kaya akan bahan-bahan organik membentuk timbunan jajaran molekul lipid sepanjang perbatasan koaservat dengan media luar yang dianggap sebagai “selaput sel primitif” yang memberi stabilitas pada koaservat.

Meskipun begitu Oparin tetap berpendapat amatlah sulit untuk nantinya koaservat yang sudah terbungkus dengan selaput sel primitif tadi akan dapat menghasilkan “organisme heterotrofik” yang dapat mereplikasikan dirinya dan mengambil nutrisi dari “sop purba” yang kaya akan bahan-bahan organik dan menjelaskan mekanisme transformasi dari molekul-molekul protein sebagai benda tak hidup ke benda hidup.

Teori evolusi kimia telah teruji melalui eksperimen di laboratoriurn, sedang teori evolusi biologi belum ada yang menguji secara eksperimental. Walaupun yang dikemukakan dalam teori itu benar, tetap saja belum dapat menjelaskan tentang dari mana dan dengan cara bagaimana kehidupan itu muncul, karena kehidupan tidak sekadar menyangkut kemampuan replikasi diri sel. Kehidupan lebih dari itu tidak hanya kehidupan biologis, tetapi juga kehidupan rohani yang meliputi moral, etika, estetika dan inteligensia.



Evolusi Makhluk Hidup


Evolusi ialah proses perubahan yang berlangsung sedikit demi sedikit dan memakan waktu yang lama.Dikenal 2 macam evolusi:

1. Evolusi progresif :

    evolusi meonju pada kemungkinan dapat bertahan hidup (survive).

2. Evolusi regresif (retrogreslf) :

               evolusi menuju pada kemungkinan menjadi punah.

Teori evolusi merupakan perpaduan antara ide (gagasan) den fakta (kenyataan). Yang dianggap sebagai pencetus ide evolusi ialah Charles Darwin (1809-1892) yang menerbitkan buku mengenai asal mula spesies pada tahun 1859, dengan judul “On the ofiginof species by means of natural selection” atau “The preservation of favored races in the struggle for life”.

Alfred Wallace (1823-1913) secara terpisah mengembangkan pemikirannya dan menghasilkan konsepsi yang sama dengan pendapat Charles Darwin.

Joseph Hooker, teman Charles Darwin menggabungkan tulisan Alfred Wallace den Charles Darwin. Judul kedua tulisan tersebut menjadi “On the tendency of species to from vafieties and on the perpetuation of vafieties and species by natural means of selection”.

Yang dianggap mengilhami Charles Darwin dengan gagasan evolusinya adalah :

1. Jean Baptiste Lamarck (ahli biologi Perancis, 1744-1829).

Yang idenya mengenai evolusi dituangkan dalam bukunya “Philosophic
Zoologique”.

Inti isi buku tersebut :

·         Alam sekitar/lingkungan (environment) mempunyai pengaruh pada
ciri-ciri/sifat-sifat yang diwariskan.
·         Ciri-ciri/sifat-sifat yang didapat (auquired characters) akan
diwariskan kepada keturunannya.
·         Organ yang digunakan akan berkembang, sedan” yang tidak
digunakan akan mengalami kemunduran.

2. Sir Charles Lyell (ahli geologi Inggris, 1797-1875).

Yang menerbitkan buku mengenai prinsip-prinsip geologi “Principles
of Geology” (1830) menyatakan bahwa batuan, pulau-pulau dan
benua selalu mengalami perubahan.

3. Thomas Robert Mathus (ahli ekonomi den kependudukan Inggris).

    Pro dan kontra tentang berbagai pendapat tentang masalah evolusi
ü  Lamarck vs Weismann :

Weismann (biologiawan Jerman 1834-1912) menentang pendapat Lamarck mengenai diturunkannya sifat-sifat yang diperoleh.Percobaannya : Dia mengawinkan 2 ekor tikus yang dipotong ekornya ternyata keturunannya tetap berekor panjang. Keadaan ini tetap berlangsung meskipun dilakukan sampai 20 generasi.

ü  Lamarck vs Darwin :

Mereka berbeda pendapat mengenai “munculnya” jerapah berleher panjang.
Menurut Lamarck : semula jerapah berleher pendek karena makanan yang berupa daun makin berkurang maka dari generasi ke generasi leher jerapah semakin panjang untuk menjangkau daun yang semakin tinggi letaknya.

Menurut Darwin : dalam populasi jerapah ada yang berleher panjang dan berleher pendek. Dalam kompetisi mendapatkan makanan jerapah berleher panjang tetap bertahan hidup jerapah berleher pendek lenyap secara perlahan-lahan.

3. Spesiasi atau terjadinya spesies baru:

Ada pendapat spesies baru bisa terjadi dari spesies yang sudah ada karena interaksi antara faktor luar dan faktor dalam. Mekanismenya dapat dijelaskan dengan rumus :

F = G + L,
F = fenotip,
G = genotip,
L = lingkungan
maka bila F1 Þ F2 Þ F3 Þ F4 Þ F5 Þ ………….. F12, dimana F12 mungkin sudah jauh berbeda dengan F1 sehingga F12 dapat dinyatakan sebagai spesies baru.


Untuk dapat memahami masalah evolusi, perlu dipahami pengertian-pengertian berikut :

A. Pengertian Spesies

Populasi-populasi yang masih mungkin mengadakan pertukaran gen dikatakan termasuk dalam satu spesies.

Variasi atau perbedaan morfologi fisiologi ataupun kelakuan tidak menjadi alasan dipisahkannya dua populasi menjadi dua spesies yang berbeda.

B. lsolasi Reproduksi

Barier (hambatan) geografik dapat memungkinkan terjadinya pemisahan dua populasi (allopatric) keadaan ini memungkinkan terjadinya isolasi reproduksi meskipun kedua populasi tersebut berada dalam satu lingkungan kembali (sympatrik).

C. Macam-macam Isolasi Intrinsik

1. Mekanisme yang mencegah/menghalangi terjadinya perkawinan:

·         Isolasi ekogeografi
·          Isolasi habitat
·          Isolasi iklim/musim
·         Isolasi perilaku
·         Isolasi mekanik

2. Mekanisme yang mencegah terjadinya hibrida:

·         Isolasi gamet
·         Isolasi perkembangan
·         Ketidakmampuan hidup suatu hibrida

3. Mekanisme yang mencegah kelangsungan hibrida: 

·         Kemandulan betina
·         Eliminasi hibrida yang bersifat selektif

D. Spesiasi Sebagai Akibat Adanya Poliploid

Contoh : pada tanaman bunga Oenothera lamarckiana yang mempunyai
14 kromosom, karena adanya peristiwa gagal berpisah (non-
disjungtion) terjadi keturunan dengan 28 kromosom yang
kemudian diberi nama Oenothera gigas.

Kedua Oenothera tersebut dibedakan spesiesnya oleh karena
pada persilangan antara keduanya akan menghasilkan
keturunan yang triploid dan kemudian ternyata steril.

E. Radiasi Adaptif

Contoh klasik radiasi adaptif adalah variasi dari burung finch di kepulauan Gallapagos, perbedaannya pada besar dan bentuk paruh, kebiasaan makan dan pada kelakuan yang lain.

F. Divergensi, Kepunaban, Konvergensi

Peristiwa radiasi adaptif merupakan peristiwa dimana dari satu spesies timbul dua atau beberapa spesies. Kalau dibuat garis keturunannya maka terlihat adanya garis-garis yang menyebar (divergen) oleh sebab itu peristiwa ini disebut divergensi. Banyak sebab-sebab kepunahan, antara lain karena perubahan alam sekitar yang begitu cepat yang tidak dapat diikuti dengan adaptasi/re-adaptasi makhluk hidup tersebut, juga sebab-sebab biologik, seperti adanya peristiwa kompetisi antara organisme yang mempunyai kebutuhan sama.

Konvergensi adalah peristiwa dimana dua makhluk atau lebih menghuni tempat hidup yang sama, tetapi makhluk tersebut memiliki asal-usul yang berbeda, hubungan yang jauh tetapi kemudian karena berada dalam tempat yang sama mempunyai organ-organ yang fungsinya serupa.


Petunjuk – Petunjuk Adanya Evolusi

1. Anatomi Perbandingan

Dari studi anatomi perbandingan dapat diketabui bahwa alat-alat fungsional pada pelbagai binatang dapat dibedakan menjadi 2, yaitu:

a. Homologi
alat tubuh yang mempunyai bentuk yang berbeda dan fungsinya berbeda namun kalau diteliti mempunyai bentuk dasar sama.


b. Analogi

alat-alat tubuh yang mempunyai bentuk dasar yang berbeda namun karena perkembangan evolusi yang konvergen alat-alat tersebut mempunyai fungsi yang sama.

2. Embriolog Perbandingan

Embrio hewan bersel banyak mengalarni kesamaan perkembangan embrio, berawal dari zygot Þ blastula Þ gastrula, kemudian mengalami diferensiasi sehingga terbentuk bermacam-macam alat tubuh.

Ernest Haeckel, mengatakan tentang adanya peristiwa ulangan ontogeni yang serupa dengan peristiwa filogeninya, dia sebut teori rekapitulasi.

Cotoh: adanya rekapitulasi adalah perkembangan terjadinya jantung pada mamalia yang dimulai dengan perkembangan yang menyerupai ikan, selanjutnya menyerupai embrio amfibi, selanjutnya menyerupai perkembangan embrio reptil.

3. Perbandingan Fisiologi

Telah diketahui ada kemiripan dalam faal antara pelbagai makhluk mulai dari mikroorganisme sampai manusia, misalnya :

• kemiripan dalam kegiatan pernafasan.
• pembentukan ATP dan penggunaannya dalam pelbagai proses kehidupan adalah serupa pada hampir semua organisme.

4. Petunjuk-petunjuk Secara Biokimia

Digunakan uji presipitin yang pada dasarnya adanya reaksi antara antigen-antibodi. Banyaknya endapan yang terjadi sebagai akibat reaksi tersebut digunakan untuk menentukan jauh-dekatnya hubungan antara organisme yang satu dengan yang lainnya.

5. Petunjuk-petunjuk Peristiwa Domestikasi

Menguhah tanaman dan hewan liar menjadi tanaman dan hewan yang dapat dikuasai dan bermanfaat sesuai dengan keinginan manusia adalah akibat dari peristiwa domestikasi.

Contoh: penyilangan burung-burung merpati, sehingga dijumpai adanya 150 variasi burung, yang di antaranya begitu berbeda hingga dapat dianggap sebagai spesies berbeda.

6. Petunjuk-petunjuk dari alat tubuh yang tersisa

Alat-alat yang tersisa dianggap sebagai bukti adanya proses evolusi, alat-alat ini sudah tidak berguna namun ternyata masih dijumpai.

Contoh : Pada manusia :

• selaput mata pada sudut mata sebelah dalam
• tulang ekor
• gigi taring yang runcing

7. Petunjuk-petunjuk Paleontologi

Telah diketabui bahwa fosil dapat digunakan sebagai petunjuk adanya evolusi.
Contoh : Urutan fosil kuda:

dari Eohippus (kuda zaman Eosin) Þ Mesohippus Þ Merychippus Þ Pliohippus Þ Equas (kuda zaman sekarang).

A. Pendapat Teilhard de Chardin mengenai proses evolusi

Proses evolusi dibedakan menjadi 3 tahap, yaitu:

1. Tahap Geosfer:

Tahap ini adalah tahap pra-hidup, tahap perubahan yang terutama
menyangkut perubahan tata surya.

2. Tahap Biosfer:

Kalau ada tahap geosfer yang menjadi masalah adalah adanya
“loncatan” dari materi tak hidup menjadi “materi” hidup, maka pada
tahap biosfer yang dimasalahkan adalah “loncatan” munculnya
manusia.

3. Tahap Nesosfer:

Menurut Teilhard, yang penting pada makhluk, hidup dalam hal ini
manusia adalah terjadinya evolusi mengenai kesadaran batinnya yang
semakin mantap.

B. Penetapan Umur Fosil

Penetapan umur fosil dapat dilakukan 2 cara:

• Cara tidak langsung : yaitu dilakukan dengan mengukur umur lapisan
bumi tempat fosil ditemukan.
• Cara langsung : yaitu dengan mengukur umur fosil itu sendiri.

Beberapa contoh penetapan umur fosil :

1. Berdasarkan peristiwa laju erosi
2. Berdasarkan peristiwa laju sedimentasi
3. Kandungan garam
4. Penentuan umur dengan zat radioaktif

C.EvolusiManusia

Fosil subhuman tertua adalah Australophitecus, wujudnya lebih menyerupai kera daripada manusia, kemudian muncul manusia kera dari Jawa, Pitecanthropus erectus yang hidup pada ± 500.000 tahun yang lalu, sudah lebih menyerupai manusia daripada kera, volume otaknya ± 1000 cc, sedang pada gorilla ± 600 cc dan pada manusia modern ± 1500 cc, subhuman yang lain adalah Homo neanderthalensis, makhluk ini hidup pada pertengahan akhir Pleistocene, ± 500.000 sampai 50.000 tahun yang lalu, orang beranggapan bahwa makhluk ini manusia primitif yang pertama. Secara tepat takdapat diketahui kapan manusia modern ini muncul, tetapi mungkin yang tertua adalah tengkorak Swanscombe yang umurnya 300.000 tahun dan mungkin sekali lebih tua lagi, yaitu sekitar 500.000 tahun yang lalu makhluk ini pun diduga berasal dari Pithecarthropus. Maunusia modern yang mengganti kan Homo neanderthalensis adalah manusia Cro-maguon yang hidup sekitar 50.000 – 20.000 tahun yang lalu.



ASAL KEJADIAN MAKHLUK

Menurut Islam asal kejadian makhluk antara lain sebagai berikut:

1.      Alam. Menurut kejadiannya, sebagainiana dijelaskan dalam episode terdahulu (XII), sebelum ada alam dan isinva, ada manifestasi yang pertarna dari Tuhan yakni "Kabut Mutlak" (surat Haamin as-Sajadah 11). Kabut mutlak tadi adalah Ruhullah atau Nur Hakiki setelah bersenyawa dengan Nur aktif, lain menjadi penyebab terjadinya semua yang maujud, alam semesta dengan isinya. Dia (Allah) maujud bukan lantaran ciptaan. Bukan pula munculnya dari ketiadaan. Dia ada sebelurn segala sesuatu ada, namun tidak dengan suatu kesertaan. Bukan pula Dia lain dari segala sesuatu yang disebabkan keterpisahan darinya. Dia adalah pelaku, namun tanpa menggunakan gerak atau alat, Maha mellhat, meskipun sebelum adanya suatu mahkluk apapun. Sendiri, disebabkan tak adanya sesuatu yang dengannya la rnerasa terikat, ataupun gelisah bila Ia terpisah dariNya (Mutiara Nahjul Balaghah oleh Muhammad Al-Baqir).

2.    Benda (materi). Juga disebutkan dalam episode yang lalu, benda, itu dijadikan daripada zat air. Dalam Hadis Nabi Muhammad saw yang artinya: "Segala sesuatu dijadikan daripada air (Riwayat Ibnu Majah darl Abu Hurairah). Air pada hadis tersebut tegasnya ialah zat air. Air yang digunakan manusia itu baru ada setelah terjadinya bumi dan benda-benda alam lainnya, yakni sesudah alam benda (materi). Dalam buku, "Froniter of Astronomy" halaman 310 oleh Prof. Fres Houyle dari Cambridge University menyebutkan bahwa materi itu berasal darl zat air dan pendapat tersebut menjadi dasar yang kuat.

3.      Tumbuh-tumbuhan. Dijadikan dari zat air. Dalam Al-Quran Surat Al-Haj: 5:

"Dan kamu lihat bumi tandus (kering) maka apabila Aku turunkan air diatasnya, lalu menjadi pecah dan bergerak dan tumbuhlah bermacam-macam tetumbuhan yang indah."
Bumi yang mulanya kering, setelah ada air terjadilah lumut-lumut atau algen yang siap menerima perubahan. 'Dalam De Ditsche Verlichting Philosophia oleh Prof Dr Th Van Stockum menyebutkan, bahwa persiapan untuk menerinia perubahan tersebut adalah keselarasan yang disiapkan, persiapan merubah bentuk dari materi menjadi tumbuh-tumbuhan. Kemudian lumut mengalami proses hukum yang berangsur-angsur, lalu jadilah tumbuh-tumbuhan. Dari satu jenis, kemudian tumbuh jenis yang lain dan terus menerus melakukan gerakan untuk membentuk pembiakan, sehingga berkembang biak, beranak pinak.
Proses pembiakan adalah bertambahnya 'Sel'.  Pembiakan itu berlangsung lantaran daya infra-anatomis. Dengan kata lain, elektron-elektron yang menyebabkan pembiakan atau causa-generis, dan yang menjadi sebab penjelmaan bentuk atau causa-formalis, serta yang selalu melakukan gerakan untuk mengubah inti sel untuk mencapai tujuan atau causa-finalis.Jadi pada hakikatnya proses hayati ditumbuhkan oleh infra-anatomis dan dari elektron-elektron bebas mengeluarkan uap air.  Itulah sebabnya, zat air yang diciptakan Allah untuk mengnhidupkan.

Zat air yang berasal dari ruang "Arsy" adalah pusat segala tenaga dan sumber energi. Karenanya, energi lebih dulu ada ketimbang materi. Air adalah benda cair yang terdiri dari kumpulan molekul air. Molekul air terdiri dari kumpulan unsur-unsur air dan unsur asam yang disebut persenyawaan yang diberi lambang H2O artinya persenyawaan dari dua atom H, dengan unsur asam dan satu atom O.

Belum diketahui secara pasti, sekitar proses perubahan energi menjadi benda secara eksak, tetapi dapat diketahui dengan atom fisika. Prof. Dr. G.J. Sizoo dalam Kernphysica: Walaupun belum diketahui bagaimana proses perubahan energi menjadi materi, namun ilmu fisika atom dapat menyaksikan perubahan tersebut.

4. Binatang. Dijadikan dari zat air, seperti firman Allah dalam Surat An-Nur: 45:

         "Dan Allah menjadikan binatang itu dari zat air."

        Telah dibicarakan terdahulu, bahwa sinar kosmis menggempur atmosfir bumi.Tetumbuhan secara berkelanjutan menerima sinar kosmis, sehingga selalu berubah bentuk yang dinamakan "Mutasi".  Sementara Prof. Dr. Nicola Pende dalam buku "Dit is de Mensch" halaman 177 menyebutkan, proses perkembangan dari tumbuhan dipengaruhi akibat timbulnya mutasi. Setelah tumbuh-tumbuhan itu berkembang biak, maka elektron dari sinar kosmis masuk merusak dan menernbus jenis tetumbuhan untuk menggantikan atom-atom benihnya, sehingga dari benih itu menjelma menjadi binatang. Kemudian benda-benda atau materi tumbuh-tumbuhan dan binatang melakukan perubahan dalam dirinva masing-masing, disebabkan dominasi keadaan sekelilingnya untuk menyesuaikan diri dengan keadaan alamnya. Jadi, terjadinya materi, tumbuh-tumbuhan dan binatang berasal dari air, sedangkan elektron sinar kosmis sebagai lantaran mengubah bentuknya.

Sinar kosmis yang terdiri dan atom dan netron yang rnemecah-belah serpihan atom-atom di dalam atmosfir bumi, lalu bumi dihujani elektron-elektron dan meson yang memiliki daya tembus luar biasa. Selain itu pula sinar kosmis memecah belah atom zat lemas yang ada di atmosfir, yang membuahkan terjadinya atorn zat arang atau carbogeniurn=C dan atom zat air Hydrogenum=H.  Ruth Moore, menjelaskan, bahwa atom carbogenium mengandung zat radio aktif yang intinva terdiri dari 8 neutron dan 6 proton yang disingkat dengan Carbonium 14 (C14)  bersifat radio aktif yang berarti melepaskan elektron.  Ini pulalah yang memecah-belahkan atom zat lemas, berfungsi menghidupkan persenyawaan benda protein. Sebagai persenyawaan unsur zat arang (C), zat pembakar (O), zat lemas (N). zat phosfor (Ph), zat belerang atau sulfur (S), zat air (H) dan lain zat.  Setelah berujud tetumbuhan, sinar kosmis secara terus-menerus menembusnya agar menjadi hewan.  Jadi C14 itu merupakan energi yang menjadi cikal bakal proses kehidupan hayat, yang sangat penting dalarn biologi. C14 yang bersenyawa dengan zat arang dari udara, menjadi zat asam arang untuk dihisap atau dihirup tumbuhan atau tanaman, dengan bantuan cahaya sinar matahari, air dan chlorophyl dari dedaunan yang kemudian bisa dinikmati oleh manusia dan binatang.

Demikianlah proses terjadi materi, tetumbuhan dan binatang menurut islam, berpangkal dari zat air.  Sekali lagi Ruth Moore, dalarn buku yang sama menyebutkan air laksana seorang ibu yang melahirkan dan memelihara semua yang hidup.  Al-Qur'an sudah lebih awal memberikan petunjuk beragam inti pokok ilmu untuk setiap masa dan zaman.  Karena itu, ia selalu uptodate, yang pada akhirriva lptek bergeser kepada kepercayaan terhadap Yang Maha Pencipta Maha Perencana dan Pengatur segala peristiwa.

Kiranya sejagat ayat-ayat Al-QUr'an dan hadis Nabi Muhammad saw yang belurn dipecahkan, dianalisis secara ilmiah. Terserah kepada mereka yang suka menyelidiki dengan visi ilmu pengetahuan untuk membuktikan kebenaran Al-Qur'an.

Firman Allah dalam surat Shaad ayat: 29

"Inilah Al-Qur'an, Aku turunkan kepada engkau yang membawa berkah, supaya mereka memperhatikan ayat-ayatNya dan agar kaum intelektual menerima ilmu pengetahuan daripada kitab Al-Qur'an".

5. Manusia. Menurut Al-Qur'an, asal kejadiannya dari tujuh macam tingkatan: 

Yang pertama, firman Allah Azza wa Jalla:

"Dan Tuhan menjadikan manusia pada asalnya dari tanah. " (as Sajdah ayat; 7)
Kata "thin" (tanah) pada ayat ini, bermakna atom zat air atau hydrogenium.
Yang kedua, disebutkan dalam Al-Qur'an:

"Allah menjadikan manusia dari tanah yang kering seperti tanah tembikar yang dibakar." (Ar Rahman ayat: 14)

Kata, "Sholshol" (tanah kering atau setengah kering) pada ayat di atas adalah zat pembakar atau oxygenium. 

Juga yang ketiga, disebutkan dengan kata "Fakhkhar" adalah zat arang atau Carbonium,
Tingkatan keempat,

"Dan hendaklah engkau ketahui ketika Tuhanmu berfirman kepada malaikat, sesungguhnya Aku hendak menjadikan manusia dari tanah hitam yang berbentuk." (al-Hijr ayat: 28)
Kata "Hamaa`in" (lumpur hitam) diartikan zat lemas atau Nitrogenium.

Lalu yang kelima

"Sesungguhnya Allah menjadikan mereka (manusia) dari tanah liat." (As Shaffat ayat: 11)
Kata "Laazib " (tanah liat) adalah tanah vang sudah sempurna, yang telah diaduk, terdiri dari kandungan zat besi (ferum) yodium, silicum dan Morgaan yang menjadi jaringan tubuh jasmani.

Yang keenam

"Dia (Allah) menjadikan Adam dari tanah (Ali Imran ayat: 59)

Kata "Turab" (tanah), adalah unsur-unsur atau zat asli yang terdapat di dalam tanah yang dinamakan "zat anorganis". Zat ini baru terjadi setelah berlangsung melakukan persenyawaan antara zat air yang disebut "thin", zat arang yang disebut "Fakhkhar"  dengan zat pembakar atau "Shalshal", zat lemas atau "Hamaa'in", kemudian bersenyawa dengan zat besi, yodium, kalium, Sillicium dan Morgaan yang  disebut "Laazib"

Dengan berlangsungnya proses tersebut maka terbentuklah suatu zat yang dinamakan "Protein". Inilah yang disebut "thuraab atau Zat anorganis".

Diantara zat-zat anargonis yang dipandang penting adalah zat kalium yang banyak terdapat dalam jaringan tubuh, utamanya pada otot.  Zat ini memiliki aktivitas dalam proses hayati, yakni dalam pembentukan badan halus atau roh.

Dengan berlangsungnya "proteinisasi" kemudian mengalami penggantian substansi, lalu lantaran elektron sinar kosmis yang menjelmakan pembentukkan atau formasi "ujud" dinamakan "causa-formalis". Oleh karena sinar kosmis dapat merubah sifat zat yang berasal dari tanah maka terbentuklah badan kasar jasmani berbentuk manusia (Adam), akan tetapi belum ada rohnya".

Tingkatan yang terakhir, roh ditiupkan:

"Maka tatkala Aku sempurnakan kejadian Adam lalu Aku tiupkan roh daripadaKu kepadanya." (Shad ayat: 27)

Pada ayat ini jelas diterangkan, setelah proses pembentukkan tubuh kasar berujud, maka menyusulah proses "menghidupkan" yakni pemberian "roh", Proses ini dinamakan "Vitalisasi".

Dengan keterangan tersebut menurut Al-Qur'an, terjadinya manusia Adam melalui proses tujuh tingkatan, sedang badan halus atau ruhani adalah kejadian terakhir.

Dalam Al-Qur'an disebutkan

"Dan sesungguhNya Allah menjadikan kamu secara bertingkat." (Surat Nuh ayat: 14).

Ilmu Pengetahuan eksak hanya memiliki kemampuan meneliti dan melakukan analisis dalam pembentukkan tubuh kasar, karenanya tubuh kasar tersusun dari materi yang dapat dilihat dan diraba pancaindra.

Memang pengaturan sistem peredaran jagat pengendalian makhluk hidup dan segala yang ada di alam semesta ini, hanya karena kebijakan Yang Maha Pencipta. Berlangsungnya kehidupan, lantaran adanya hayat. Hayat tak ubahnya hanya urusan dan kekuasaan Allah, sementara manusia memmahaminya sekedar sifat-sifat naluri, akal pikiran dan perasaan semata.  Sebagaimana firmanNya:

"Katakanlah Roh itu urusan TuhanKu dan kamu tidak diberi ilmu melainkan sedikit ." (Surat Al- Isra' ayat: 85)

Apalah artinya kepintaran manusia, dibanding kehebatan rahmat Allah. Malah Tuhan pun menantangnya, walau segala sumber air yang ada di muka bumi ini dijadikan tinta, dan segala pepohonan yang ada di jagat ini dijadikan pena buat menuliskan sebagian kecil dari rahmat Allah rasanya tak bakal cukup.  Allallu Akbar 3x





1 komentar: